Langsung ke konten utama

PENGARUH AGAMA DAN KEBUDAYAAN HINDU - BUDHA DI INDONESIA - Tugas Harian Sekolah

Sejarah Indonesia






PENGARUH AGAMA DAN KEBUDAYAAN
HINDU - BUDHA DI INDONESIA



A. HINDU

     Agama Hindu masuk ke daerah Nusantara tahun 3012-1300 Sebelum
     Masehi dalam 4 Fase :

     
     1. Zaman Weda (1500 Sebelum Masehi)         
         Terbagi ke dalam 4 kasta :
         a. Kasta Brahmana (Ulama dan Pendeta)
         b. Kasta Ksatria (Raja, Bangsawan, Panglima)
         c. Kasta Wasiya (Pedagang, Nelayan, Petani)
         d. Kasta Sudra (Pelayan dan Rakyat Biasa)

     2. Zaman Brahmana (1000-750 Sebelum Masehi)
         Zaman ini, kekuasaan kaum Brahmana sangat besar dalam kehdupan
         keagamaan
.
     3. Zaman Upanisad (750-500 Sebelum Masehi)
         Zaman ini adalah zaman pengembangan dan penyusunan falssafah
         agama, yaitu zaman orang bersifat atas dasar Weda.

     4. Zaman Budha (500-300 Sebelum Masehi)
         Zaman ini dimulai ketika Raja Putra Sudhoharta yang bernama Siddharta
         menafsirkan Weda dari suduk Logika dan mengembangkan sistem Yoga
         dan Samadhi, sebagai jalan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan.



B. BUDHA

     Agama Budha merupakan pengembangan lebih lanjut dari agama Hindu.
     Budha sebenarnya adalah sebutan bagi seseorang yang memperoleh
     pencerahan. Hal ini sesuai dengan asal dari kata Budha yang mencapai
     pencerahan sejati. Pada awalnya agama ini bukanlan suatu agama ,
     melainkan suatu ajaran dari seseorang yang telah memperoleh pencerahan
     yang bernama Sidharta Gautama. Pangeran
 Sidharta  adalah Putra Raja
     beragama Hindu bernama Sudhodana dan Ratu Maha Maya Dewi. Budha
     menemukan bahwa agama ini adalah peneritaan (keserakahan), ketidak
     sukaan (kebencian), dan kebodohan (kegelapan dan kurangnya
     kebijaksanaan). Ada keadaan damai dimana tidak ada penderitaan /
     pengalaman ketidak puasan, yaitu disebut Pencerahan dan Nirwana.
     Kitab Suci Agama Budha adalah Tripitaka.

     
     Pada tahun 78 Sebelum Masehi, terjadi perpecahan antara penganut agama
     Budha. Perpecahan ini melahirkan 2 aliran yaitu Budha Mahayana dan
     Hinayana. Mahayana lebih kompleks karena banyak dipengaruhi oleh agama
     dan kepercayaan lai, seperti agama Hindu dan Taoisme sehingga mengenal
     Dewi-dewi juga. Sedangkan Hinayana mendekati ajaran Budha yang
     sesungguhnya.



C. PROSES MASUKNYA AGAMA HINDU KE INDONESIA

     Ada 4 Teori proses masuknya agama Hindu ke Indonesia :
     1. Teori Waisya adalah Berdasarkan teori ini diyakini bahwa agama dan
         kebudayaan Hindu masuk ke Indonesia adalah golongan Waisya
         (Pedagang).
     2. Teori Ksatria adalah Para prajurit / tentara yang kalah perang kemudian
         meninggalkan India dan akhirnya ke wilayah Indonesia. Para prajurit dan
         tentara inilah yang menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu di
         Indonesia.

     3. Teori Brahmana adalah Para Brahmana datang ke Indonesia atas
         undangan pemimpin suku dalam rangka melegetimasi kekuasaan mereka
         sehingga setingkat dengan Raja-raja di India.

     4. Teori Arus Balik adalah berdasarkan Berdasarkan teori ini disebutkan
         bahwa agama dan kebudayaan Hindu disebarkan oleh bangsa Indonesia
         sendiri.



D. PROSES MASUKNYA AGAMA BUDHA KE INDONESIA

     Sekitar abad ke 5 Masehi Agama Budha dikenal Indonesia Sriwijaya
     merupakan pusat untuk untuk pembelajaran Budhaisme. Pada pertengahan
     abad ke 8 Masehi, Jawa Tengah berada dibawah kekuasaan Raja-raja Dinasti
     Syeilendra yang menganut agama Budha dari Jawa, yang paling terkenal
     adalah Candi Borobudur.



E. KEBUDAYAAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDHA

     1. Bahasa Dan Tulisan
         Pengaruh Positif bagi Indonesia yaitu Pengenalan Budaya tulis dalam
         rupa hurup Palawa dan Bahasa Sangsekerta. Dalam perkembangannya
         Hurup Palawa menjadi dasar dari huruf-huruf lain seperti Kawi, Jawa Kuno,
         Bali Kuno, Lampung, Batak, dan Bugis-Makasar.

     2. Politik Dan Pemerintahan
         Sistem Pemerintahan Desa adalah pemerintaha yang dianut oleh Bangsa
         Indonesia pada masa sebelum Hindu-Budha yang dipimpin kepala suku
         dipilih oleh berdasarkan kekuatan dan kelebihannya (primus interperes).
         Masuknya pengaruh Hindu-Budha mulai muncul konsep tentang Raja Dewa.
         Konsep ini memeang memandang bahwa pimpinan tertinggi dalam sebuah
         kelompok adalah seorang raja. Raja terebut diyakini sebagai titisan dewa
         Wisnu, kekuasaan ini bersifat mutlak dan turun-menurun.

     3. Ekonomi Dan Sistem Mata Pencaharian Hidup
         Sistem mata pencaharian masyarakaat Indonesia bertumpu pada tradisi
         pertanian (agraris). Pemahaman ini bertambah maju ketika orang-orang
         India mengenal sistem Irigasi.

     4. Agama Dan Sosial Budaya
         Pengaruh Hindu-Budha ini membuat masyarakat Indonesia mengenal
         Dewa-Dewi yang merupakan perwujudan Tuhan Yang Maha Esa Hindu
         nyata disebut juga Sistem Kosta.

     5. Seni Bangunan Dan Relief Candi
         Candi merupakan bangunan utama yang dibangun pada masa Hindu
         Budha dikarenakan  memiliki konsep pemujaan, candi juga berfungsi
         sebagai makam raja. Hal ini terkait dengan konsep Dewa Raja.



F. KERAJAAN-KERAJAAN TRADISIONA DI INDONESIA YANG BERCORAK
    HINDU BUDHA


    1. Kerajaan Kutai (Hindu) Abad 4 Masehi letaknya di Kalimantan Timur
        yang Mempunyai Raja Terkenal Yaitu Mulawarman.

    2. Kerajaan Tarumanagara (Hindu) Abad 5 Masehi letaknya di Jawa Barat
        yang Mempunyai Raja Terkenal Yaitu Purnawarman.
    3. Kerajaan Padjajaran (Hindu) Abad 7-16 Masehi letaknya Bogor Jawa
        Barat 
yang Mempunyai Ratu Terkenal Yaitu Sri Baduga Maharaja.
    4. Kerajaan Melayu (Budha) Abad 7-14 Masehi letaknya di Jambi
        yang Mempunyai Raja Terkenal Yaitu S.T. Mauli Warma Dewa
        Adityawarman.
    5. Kerajaan Kalingga (Budha)
 Abad 7 Masehi letaknya di Biora dan Cepu
        Jawa
 Tengah yang Mempunyai Ratu Terkenal Yaitu Ratu Sima.
    6. Kerajaan Sriwijaya (Budha) Abad 7-18 Masehi letaknya di Muara Takus
        (Riau Palembang y
ang Mempunyai Raja Terkenal Yaitu Dapunta Hyang,
        Dharmansetu, Balaputra Dewa.
    7. Kerajaan Mataram (Hindu dan Budha) Abad 8 Masehi letaknya di
        Pedalaman Jawa Tengah 
yang Mempunyai Raja Terkenal Yaitu Sanjaya,
        Rakai Panangkaran, 
Samaratungga, Rakai Pikatan.
    8. Kerajaan Bali (Hindu) Abad 9 Masehi letaknya di Bali yang Mempunyai
        Raja Terkenal Yaitu Dharma Udayana Warmadewa.
    9. Kerajaan Medang Kawulan (Hindu) Abad 10 Masehi letaknya di Jawa
        Tengah dan Jawa TImur 
yang Mempunyai Raja Terkenal Yaitu Mpu Sindek
        Dharmawangsa Airlangga
.
  10. Kerajaan Kediri (Hindu) Abad 11-13 Masehi letaknya di Kediri, Jawa Timur
        yang Mempunyai Raja Terkenal Yaitu Jayabaya dan Kertajaya.
  11. Kerajaan Singasari 
(Hindu) Abad 13 Masehi letaknya di Malang, Jawa Timur
        yang Mempunyai Raja Terkenal Yaitu Ken Arok, Ranggawani, Kertanegara,
        Jayakatwang.

  12. Kerajaan Majapahit (Hindu) Abad 13-15 Masehi letaknya di Trowilan Jawa
        Timur y
ang Mempunyai Raja Terkenal Yaitu Raden Wijaya dan Hayam
        Wuruk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HOUSEKEEPING : Metode-Metode Pembersihan Public Area Hotel

JENIS / METODE PEMBERSIHAN AREA Pekerjaan membersihan area umum dilakukan oleh Public Area Attendant / Housemen Section yang bertanggung jawab atas area-area umum dan melakukan perintah-perintah yang diberikan Public Area Supervisor Metode-Metode Pembersihan Public Area dapat dibagi 2 jenis, yaitu  : 1. Metode Pembersihan Secara Manual 2. Metode Pembersihan Dengan Mesin METODE MANUAL Adalah Metode Pembersihan yang menggunakan tenaga manusia tanpa menggunakan bantuan mesin, antara lain : 1. Dry Dusting     Adalah metode pembersihan disuatu permukaan benda dengan menggunakan lap kering sehingga debu terangkat 2. Dump Dusting     Adalah Metode Pembersihan permukaan suatu benda dari kotoran atau debu dengan menggunakan lap lembab 3. Sweeping     Adalah Metode Pembersihan pada permukaan lantai atau anak tangga dari berbagai macam kotoran maupun debu dengan cara menyapu dengan menggunakan broom atau sapu injuk, sapu lidi, sapu plastik. 4. Moping     A

Break Event Point (BEP) - Tugas Harian Sekolah

A. Pengertian BEP BEP atau disebut juga dengan Break Event Point adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit. BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP adalah ; 1.      Alat perencanaan untuk hasilkan laba. 2.      Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. 3.      Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan. 4.      Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti. B. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Komponen-komponen yang diperlukan dalam perhitungan BEP adalah biaya tetap dan biaya variabel. Didalam sebuah usaha, yang dimaksud biaya tetap adalah total

Bahan Pembersih (Cleaning Supplies); Syarat Bahan Pembersih; Jenis Bahan Pembersih - Tugas Harian Sekolah

Housekeeping Perhotelan BAHAN PEMBERSIH (CLEANING SUFFLIES) A. PERNGERTIAN BAHAN PEMBERSIH        Cleaning Suppllies (bahan pembesih) adalah bahan kimia yang bermanfaat      untuk membantu proses pembersihan. Dilihat dari bentuknya cleaning sufflies     dapat dibedakan menjadi beberapa jenis zat cair, zat padat, powder (bubuk)     dan pasta. B. SYARAT BAHAN PEMBERSIH         Bahan Pembersih yang baik pada umumnya harus memenuhi persyaratan      sebagai berikut :      1. Biodegradable          Yaitu dapat diuraikan oleh mikroorganisme, sehingga tidak membahayakan          lingkugan / tidak mencemari lingkungan.      2. Solubility          Yaitu dapat larut dalam air dan mudah dihilangkan dari permukaan benda          yang dibersihkan.      3. Wetting          Yaitu sifat pembasahan yang kuat, untuk mendapatkan sifat ini diperlukan          zat aktif permukaan (surfactants) untuk menurunkan tegangan permukaan          air, sehingga pe